Wednesday, May 21, 2008

Inilah Cinta

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya. Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras karena marah. Tetapi. betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu -- penglihatannya takkan pernah pulih lagi. Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus. Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya. Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak dipinggir kota yang berseberangan. Mula - mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru -- membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.


Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. "Aku buta!" tujasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama - sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya. Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah. Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis ... Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jum'at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :"wah, aku iri padamu". Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup? Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, "Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?" Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu". Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu.

Sekali lagi dia bertanya."Apa maksudmu?" Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung". kata sopir itu. Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri -- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Belalang dan Anjing

Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi diantara sesama belalang yang lainnya. Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi kesana. Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar.


Belalang itu bertanya kepada anjing, "Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan disini?" "Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini" jawab anjing dengan sombongnya. Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda.Dia lalu berkata lagi "Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita". "Baik", jawab si anjing. "Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut". Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata ,"Nah belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang ? Kamu sudah kalah". "Belum", jawab si belalang. "Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua?"
"Apapun tantangan itu, aku siap" tukas si anjing. Belalang lalu berkata lagi, "Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, dari diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya".
Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum. "Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga", kata si anjing.

"Tidak perlu", jawab si belalang. "Karena pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standard perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standard perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang. INTINYA ADALAH, KAMU DAN SAYA MEMPUNYAI POTENSI DAN STANDARD YANG BERBEDA TENTANG KEMENANGAN. ADALAH TIDAK BIJAKSANA MEMBANDINGKAN POTENSI KITA DENGAN YANG LAIN.
KEMENANGAN SEJATI ADALAH KETIKA DENGAN POTENSI YANG KAMU MILIKI, KAMU BISA MELAMPAUI STANDARD DIRIMU SENDIRI.

REFLECTION :
Rekan-rekan yang terkasih, seberapakah tinggikah anda 'melompat'? Dalam kehidupan, seringkali tanpa sadar kita mencoba membandingkan kemajuan dan perkembangan diri kita dengan standard orang lain. Dan seringkali lebih banyak kekecewaan daripada kebahagiaan yang didapat.
Mengapa ? Karena kita masing-masing dilahirkan dengan potensi yang berbeda, dengan bakat yang berbeda, dalam lingkungan yang berbeda, dan cara pandang yang berbeda tentang kehidupan. Cara yang tepat untuk mengukur seberapa jauh diri kita telah berkembang dan maju, adalah membandingkan diri kita saat ini dengan diri kita dimasa lalu. Apakah anda hari ini lebih kaya dibanding setahun yang lalu? Apakah anda
hari ini lebih bisa mengontrol emosi dibanding bulan lalu? Apakah anda hari ini lebih sehat dibanding kemarin? Apakah anda hari ini lebih bijaksana dibanding setahun yang lalu? Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, namun kemenangan atas diri sendiri.

Buat diri anda hari ini selalu lebih baik dari hari kemarin. Selamat Pagi dan selamat bekerja serta sukses untuk anda.

1000 Burung Kertas

Sewaktu boy dan girl baru pacaran, boy melipat 1000 burung kertas buat girl, menggantungkannya di dalam kamar girl. Boy mengatakan, 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya.

Waktu itu, girl dan boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua.

Tetapi pada suatu saat, girl mulai menjauhi boy. Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis, ke Paris tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali-kali itu!!

Sewaktu girl mau mutusin boy, girl bilang sama boy, "Kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa. Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya!! Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah.!!"


Setelah Girl pergi ke Perancis, Boy bekerja keras, dia pernah menjual koran, menjadi karyawan sementara, bisnis kecil, setiap pekerjaan dia kerjakan dengan sangat baik dan tekun.

Sudah lewat beberapa tahun... Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya, akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan. Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl, dia masih tidak dapat melupakannya.

Pada suatu hari, waktu itu hujan, Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di depan. Dia mengenali mereka, mereka adalah orang tua Girl.

Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai Vila dan perusahaan sendiri, ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi, dia sekarang adalah seorang Bos. Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang tua tersebut.

Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua org tua itu memakai payung,tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.

Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Boy tercengang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman. Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis terhadapnya.

Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung-burung kertas yang dibuatkan Boy, dalam hujan burung-burung kertas itu terlihat begitu hidup.

Orang tua Girl memberitahu Boy, Girl tidak pergi ke paris, Girl terserang kanker, Girl pergi ke surga. Girl ingin Boy menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu. Girl bilang dia sangat mengerti Boy, dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil.

Girl mengatakan, kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi. Boy langsung berlutut, berlutut di depan makam Girl, menangis dengan begitu sedihnya.

Hujan pada hari Ching Ming itu terasa tidak akan berhenti, membasahi sekujur tubuh Boy. Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos, mengingat semua itu, hatinya mulai meneteskan darah.

Sewaktu Orang tua ini keluar dari pemakaman, mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka. Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

Hatiku tidak pernah menyesal,
Semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
Beterbangan di dalam angin
Menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit,
Melewati sungai perak,
Apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya,
Hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.
Masa lalu seperti asap, hilang dan tak kan kembali,
Menambah kerinduan di hatiku.
Bagaimanapun dicari,
Jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.

Saturday, May 10, 2008

Pemuda Impian

Pada masa dahulu ada seorang pemuda yang selalu menghabiskan waktuya di perpustakaan pada waktu luang. Dia amat suka membaca novel & buku cerita sehingga suatu hari dia menemukan sebuah novel yang di dalamnya tertulis nama & alamat seorang gadis di salah satu muka suratnya. Tertulis disitu "Catrina...kesepian & merindukan sahabat".

Tergerak hati pemuda untuk mengutus surat kepada si gadis. Setelah pulang ke rumah, pemuda itu menulis surat untuk memberitahu niat ingin berkawan dengan gadis itu. Beberapa hari kemudian si pemuda mendapat balasan dari si gadis bahwa dia juga ingin berkawan dengan si pemuda.

Hari betukar minggu dan minggu bertukar bulan. Persahabatan mula bertukar kepada perasaan sayang. Namun begitu masing-masing masih belum bertemu. Si pemuda ingin sekali bertemu si gadis dan begitu juga dengan si gadis. Walaupun kedua-keduanya masih belum melihat rupa masing-masing, tapi perasaan sayang tetap berbuku di hati.


Sehingga suatu hari, si pemuda dipanggil oleh negara untuk pergi ke medan perang. Si pemuda amat susah hati kerana dia takut sekiranya dia tidak akan mungkin bertemu dengan si gadis. Maka diutuskannya surat berbunyi "kalau Tuhan panjangkan jodoh kita, dan kamu masih sayang padaku, kita berjumpa di stasion kereta api ketika aku pulang. Aku akan memakai pakaian militerku dan membawa sekuntum mawar berwarna merah. Aku akan mengenali kamu sekiranya kamu juga memegang bunga mawar merah. Setelah itu izikanlah aku membawamu makan malam dan bertemu orang tuaku."

Maka pergi lah pemuda ke medan perang setelah mengutuskan surat itu...

Beberapa bulan kemudian...
Pada hari dia kembali, si pemuda pergi ke stasion kereta api tempat si gadis menunggu sambil memegang bunga di tangan. Dilihatnya seorang demi seorang gadis yang lalu sekiranya dia turut memegang bunga.

Tiba-tiba.. si pemuda ternampak seorang gadis yang agak berisi dan duduk di kursi roda sambil melihat sekeliling. Kakinya buntung dan tangannya cacat sebelah... sebelah lagi tangannya memegang sekuntum bunga mawar berwarna merah... Si pemuda agak terkejut tetapi dia memberanikan diri menghampiri si gadis.

"Catrina?" Gadis itu melihat ke arah si pemuda dan tersenyum. Si pemuda terus memberikan bunga mawar kepada si gadis dan berkata "aku amat merinduimu. Terimalah bunga ini dan izinkan aku untuk makan malam denganmu. Orang tuaku tidak sabar untuk bertemu denganmu.." sambil kemudian mencium tangannya. Si gadis itu terus bersuara.."aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi ada seorang gadis cantik memberikan bunga ini kepadaku tadi. Dia menyuruhku memberi tahu kamu bahwa dia sedang menunggu kamu di restoran dekat stasion ini sekiranya kamu memngajaknya makan malam dan bertemu orang tuamu....."

Berapa banyak pemuda yang berhati seperti ini? Dia melihat kepada hati dan bukan kepada rupa.. dia telah menepati janji nya dan tetap berpegang kepada perasaan sayang walaupun pada mulanya dia menjangkakan gadis cacat itu adalah Catrina... Sesungguhnya semua manusia harus berfikir seperti dia...

Cinta Adalah Cinta

Sejak semula, keluarga si cantik tidak menyetujui hubungannya dengan sang pemuda. Mereka mengajukan alasan mengenai latar belakang keluarga si pemuda, bahwa jika si cantik memaksa terus bersama dengan sang pemuda, dia akan menderita seumur hidupnya, penderitaan yang mungkin tak dapat ia tanggungkan.

Karena tekanan dari keluarganya, si cantik jadi sering bertengkar dengan pacarnya. Si Cantik itu benar-benar mencintainya, dan dia terus-menerus bertanya, "Seberapa besar kamu mencintaiku?"

Sang pemuda tidak begitu pandai berbicara, dia selalu membuat si cantik marah. Dan komentar-komentar dari orangtuanya membuatnya bertambah kesal. Sang pemuda selalu menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya. Dan sang pemuda selalu membiarkannya melampiaskan kemarahannya kepadanya...


Setelah beberapa saat, sang pemuda lulus dari perguruan tinggi. Ia bermaksud meneruskan kuliahnya ke luar negeri, tapi sebelum dia pergi, dia melamar si cantik, "Saya tidak tahu bagaimana mengucapkan kata-kata manis, tapi saya tahu bahwa saya mencintaimu. Jika kamu setuju, saya ingin menjagamu seumur hidupmu. Mengenai keluargamu, saya akan berusaha keras untuk meyakinkan mereka agar menyetujui hubungan kita. Maukah kamu menikah denganku?"

Si cantik setuju, dan keluarganya setelah melihat usaha dari sang pemuda, akhirnya merestui hubungan mereka. Sebelum pemuda itu berangkat, mereka bertungan terlebih dahulu. Si cantik tetap tinggal di kampung halaman dan bekerja, sementara sang pemuda meneruskan kuliahnya di LN. Mereka melanjutkan hubungan mereka melalui surat dan telepon. Kadang-kadang timbul kesulitan, tapi mereka tidak menyerah terhadap keadaan.

Suatu hari, dalam perjalanan ke tempat perhentian bis sepulang dari kerja, si cantik tertabrak mobil hingga tak sadarkan diri. Ketika siuman, dia melihat kedua orang tuanya dan menyadari betapa beruntungnya dia dapat selamat. Melihat air mata orang tuanya, dia berusaha untuk menghibur mereka.

Tetapi dia menemukan... bahwa dia tidak dapat berbicara sama sekali. Dia bisu. Menurut dokter kecelakaan tersebut telah mencederai otaknya, dan itu menyebabkannya bisu seumur hidupnya. Mendengar orangtuanya membujuknya, tapi tidak dapat menjawab sepatah kata pun, cantik tersebut pingsan. Sepanjang hari hanya dapat menangis dan membisu. Ketika akhirnya dia boleh pulang dari RS, dia mendapati rumahnya masih seperti sedia kala. Hanya jika telepon berdering, dia menjadi pilu. Dering telepon telah menjadi mimpi terburuknya. Dia tidak dapat memberitakan kabar buruk tersebut kepada pacarnya dan menjadi bebannya. Dia menulis sepucuk surat untuknya, memberitahukan bahwa dia tidak mau lagi menunggunya. Hubungan antara mereka sudah putus, bahkan dia mengembalikan cincin pertunangan mereka. Mendapat surat dan telepon dari si pemuda, dia hanya bisa menitikkan air mata....

Ayahnya tidak tahan melihat penderitaannya, dan memutuskan untuk pindah. Berharap bahwa dia dapat melupakan segalanya dan menjadi lebih bahagia.

Pindah ke tempat baru, si cantik mulai belajar bahasa isyarat. Dia berusaha melupakan sang pemuda.. Suatu hari sahabatnya memberitahukan bahwa pemuda itu telah kembali dan mencarinya ke mana-mana. Dia meminta sahabatnya untuk tidak memberitahukan di mana dia berada dan menyuruh pemuda itu untuk melupakannya.

Lebih dari setahun, tidak terdengar lagi kabar pemuda itu sampai akhirnya sahabat si cantik menyampaikan bahwa sang pemuda akan menikah dan menyerahkan surat undangan. Dia membuka surat undangan itu dengan hati pedih, dan menemukan namanya tercantum dalam undangan. Sebelum dia sempat bertanya kepada sahabatnya, tiba-tiba sang pemuda muncul di hadapannya. Dengan bahasa isyarat yang kaku, ia menyampaikan bahwa, "Aku telah menghabiskan waktu lebih dari setahun untuk mempelajari bahasa isyarat, agar dapat memberitahukan kepadamu bahwa aku belum melupakan janji kita, berikan aku kesempatan, biarkan aku menjadi suaramu. I L O V E Y O U.

Melihat bahasa isyarat tersebut, dan cincin pertunangannya, si cantik akhirnya tersenyum.

Perlakukan setiap cinta seakan cinta terakhirmu., baru kamu akan belajar cara memberi. Perlakukan setiap hari seakan hari terakhirmu., baru kamu akan belajar cara menghargai. Jangan pernah menyerah.

Ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar, mengandung banyak resiko. Yakinlah pada dirimu ketika kamu berkata: Aku mencintaimu.

Thursday, May 8, 2008

Pelajaran Ketegaran

Di California Selatan ada sebatang pohon yang terkenal di seluruh Amerika. Sepanjang tahun pohon itu dikunjungi ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri. Bentuk pohon itu sama sekali tidak sedap dipandang mata. Tingginya kurang dari 2 meter dengan batang agak pipih & melintir. Hanya sebagian cabang ditumbuhi daun, sedang bagian lainnya gundul. Pohon itu menjadi terkenal karena tumbuh di atas batu granit yang keras. Tingginya sekitar 100 mtr di atas permukaan laut, menghadang langsung Samudera Pasifik yang anginnya keras mendera.

Tidak ada pohon lain yang tumbuh di sekitarnya, kecuali pohon itu. Rupanya beberapa tahun lalu sebutir biji pohon terbawa angin, dan jatuh di celah batu granit yang ada tanahnya. Benih itu kemudian tumbuh, tetapi setiap kali batang muncul keluar, langsung hancur diterpa angin Pacific yang kencang. Terkadang pohon itu tumbuh agak besar, tapi badai kembali memporakporandakannya.


Sekalipun demikian, akarnya terus tumbuh menghunjam ke bawah mencapai tanah melewati poros-poros batu granit sambil menghisap mineral-mineral di sekitarnya. Sementara itu batangnya tumbuh terus setelah berkali-kali dihancurkan angin kencang, makin lama makin kokoh dan liat sampai akhirnya cukup kuat menahan terpaan badai, sekalipun bentuknya tidak karuan. Oleh orang Amerika, pohon tersebut dianggap sebagai simbol ketegaran karena seakan-akan memberi pelajaran kepada umat manusia untuk tetap tabah dan gigih dalam menghadapi berbagai cobaan dan gelombang kehidupan.

Ada beberapa hal yang perlu dipahami. Pertama, selama hidup, kita tidak bisa bebas dari masalah karena masalah adalah bagian dari kehidupan. Kedua, masalah tidak selalu berdampak negatif, tetapi juga bisa positif. Bila seseorang mampu mengatasi masalahnya dengan baik, maka selain meningkatkan ketegaran juga menjadikan lebih matang dan dewasa. Intinya adalah bagaimana menghadapi masalah dan mengatasinya, serta apakah seseorang dapat belajar dari pengalamannya.

Ada seseorang meninggal, dan ketika sadar ia sudah berada di tempat indah penuh dengan segala fasilitas. Apapun yang ia minta selalu dipenuhi. Dan tentu saja sama sekali tidak ada masalah di sana. Mula-mula almarhum sangat bahagia, tapi lama kelamaan menjadi sangat jemu karena segalanya terpenuhi, tinggal minta. Akhirnya di puncak kejemuannya ia memohon, Ya Tuhan, aku sangat jemu di Sorga ini.
Pindahkan aku ke neraka. Dan apa jawaban Tuhan? Ini bukan Sorga, ini neraka!. Jika problem dihadapi dan berhasil diatasi, dibalik segala masalah ada hikmah yang bisa diambil.

Pertama, adanya problem memberikan kesempatan kepada kita untuk membuktikan bahwa kita mampu mengatasinya. Keberhasilan mengatasi masalah dan bukan menghindarinya akan membuat diri kita menjadi lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah lain yang pasti suatu saat akan muncul. Kepercayaan diri kita akan meningkat dan kita tidak lagi menjadi pengeluh yang cengeng.
Kedua, mengalami getirnya problem memberi peluang untuk menentukan sikap, apakah akan tetap menjalani pola hidup yang sama atau beralih ke arah yang lebih benar dan baik. Sebagian besar penyebab timbulnya masalah adalah karena salah menentukan sikap dan tindakan. Jadi sebenarnya selain memberi petunjuk bahwa kita telah salah langkah. Problem yang timbul juga memberi peluang untuk mengubah arah.

Ada sebuah kisah menarik. Seorang pria yang bersahabat dengan orang-orang jahat, difitnah oleh teman2-nya sehingga masuk penjara selama bertahun-tahun. Setelah keluar penjara, keluarganya menganjurkan supaya mencari mereka yang memfitnah dirinya dan mengajukan mereka ke pengadilan. Tetapi pria itu menolak bahkan memaafkannya. Ia mengatakan bahwa musibah itu terjadi karena kesalahannya sendiri memilih teman-teman yang tidak baik.

Kejadian tragis itu malah memberi peluang baginya untuk memilih jalan hidup baru yang lebih baik. Kemudian ia membuka lembaga pendidikan pribadi yang mengajarkan makna memaafkan.
Keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan keyakinan bahwa di balik masalah ada hikmah yang bisa diambil merupakan sikap positif dan sehat.

Akhirnya, kalau kita sadar bahwa problem/masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan selalu ada cara untuk mengatasinya serta selalu ada hikmah di balik masalah, maka kita tidak akan lari dari masalah.
(dikutip dari Majalah Nirmala)

Berhentilah Jadi Gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.


"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.
"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"
"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang
dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa 'asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

(From: Suluk-Blogsome)

Maafkan salahku, Ibu....

Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apa pun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Saya pun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya"

Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil."
"Memang harganya berapa dok?" Tanya saya.
Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik."
"Haahh 12 juta rupiah Dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok?"
Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil."
Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam juta, Dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan."

"Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, Pak." jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk.
Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepadaMu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp.25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp.75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu."

Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"

"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon.
Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan, pernyataanku aku
cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya
berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."

Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

Dikutip dari Jamil Azzaini, Senior Trainer dan penulis buku Kubik
Leadership: Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.

Laskar Pelangi

Ini kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitung, Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.

Pada hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah murid baru sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. "Mohon agar anak saya bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada di Bangka," mohon sang ibu. Semua gembira. Harun, nama anak itu, menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau sepanjang beroperasi muridnya cuma sebelas.


Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong itu diangkat dalam novel dengan judul 'Laskar Pelangi' oleh Andrea Hirata, salah satu dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segala keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.

Kisah yang tadinya bukan untuk diterbitkan itu ternyata mampu menginspirasi banyak orang. Seorang ibu di Bandung misalnya, mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebut diangkat di Kick Andy karena anaknya yang membaca buku Laskar Pelangi kini bertobat dan keluar dari jerat narkoba. "Setiap malam saya mendengar suara tangis dari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip, dia sedang membaca sebuah novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia jadi semangat untuk ikut rehabilitasi. Kini Niko berhasil berhenti sebagai pecandu narkoba setelah membaca buku Laskar Pelangi," ungkap Windarti Kosasih, sang ibu.

Sementara Sisca yang hadir di Kick Andy mengaku setelah membaca novel itu, terdorong untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yang selama ini rusak. Begitu juga Febi, salah satu pembaca, langsung terinspirasi untuk membantu menyumbangkan buku untuk sekolah-sekolah miskin di beberapa tempat. "Saya kagum karena anak-anak yang
diceritakan di buku itu penuh semangat walau fasilitas di sekolah itu jauh dari memadai," ujar Febi yang juga datang ke Kick Andy untuk bersaksi.

Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya merupakan catatan kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia selalu teringat sahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang. Sebab tokoh Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidup dalam kemiskinan. Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda tua yang
saering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkan harus melewati sungai yang banyak buayanya.

Sayang, cita-cita Lintang untuk bisa sekolah ke luar negeri, seperti yang sering didorong oleh guru mereka, terpaksa kandas. Lintang bahkan tak tamat SMP karena orang tuanya yang nelayan tidak mampu membiayai. "Lintang adalah sosok yang menginspirasi saya. Karena itu, saya bertekad meneruskan cita-cita Lintang," ujar Andrea, yang
sekian puluh tahun kemudian berhasil mendapat beasiswa sekolah ke Sorbonne, Prancis.

Tim Kick Andy yang mendatangi kampung tempat SD itu berdiri, di Belitung, berhasil 'menemukan' beberapa dari tokoh anak-anak di dalam novel tersebut. Mereka kini sudah dewasa. Namun kenangan tentang masa kecil itu sangat kuat membekas. Terutama pada ibu guru Muslimah yang sangat mereka cintai. "Buku Laskar Pelangi memang saya persembahkan untuk Ibu Mus yang sangat tabah dan pantang menyerah dalam mendidik
kami," ujar Andrea.

Maka sungguh menarik menyaksikan bagaimana Kick Andy mempertemukan Andrea dengan Ibu Guru Muslimah di studio Metro TV. Apalagi ketika Bu Mus membawa barang-barang yang mempunyai kenangan tersendiri bagi Andrea dan teman-teman kecilnya dulu di kampung. Kenangan yang diceritakan kembali oleh Andrea dengan jenaka. Juga termasuk dari mana
Andrea mengambil nama yang dipakainya hingga sekarang ini.

Sungguh sebuah novel -- yang diangkat dari kisah nyata -- yang sangat menggugah. Novel yang membuat siapa pun yang membaca akan merasa bersalah dan berdosa jika tidak mensyukuri hidup. Itu pula sebabnya sutradara Riri Reza dan Produser Mira Lesmana tertarik untuk mengangkat kisah ini ke layar film.

Wednesday, May 7, 2008

The Iliad by Homer

Pernah nonton film Troy? Mungkin bagi Anda yang menggemari film kolosal pasti tidak melewatkan cerita ini. Tiga kali saya pernah menonton cerita ini dari tiga sumber yang berbeda dan hasilnya berbeda juga, lalu bagaimana versi sebenarnya dari troy ini??
Berikut saya sertakan The Iliad, film yang mengangkat cerita Troy karya Homer dan memang ada perbedaan dengan film terbaru yang mengangkat cerita Troy yang dibintangi oleh Brad Pitt.

Have you seen Troy (the movie)? Itu adalah versi lain dari kisah Troy dalam The Iliad karya Homer. Filmnya dibuat begitu romantis dengan tokoh utama Hector of Troy dan Achilles si hero pembangkang yang memiliki kelemahan di pergelangan kakinya. Penggemar mitologi Yunani tentu sudah tak asing lagi dengan nama-nama Achilles, Odysseus, Hector, Ajax, Hercules, Paris bahkan Helen of Sparta. Dalam The Iliad, Homer mengisahkan keruntuhan Troy sebagai batas antara mitos dan sejarah. Masa kejayaan Troy adalah masa mitos dan masa setelah keruntuhannya adalah saat sejarah dimulai. The Iliad konon ditulis hanya 200 tahun setelah keruntuhan Troy, namun sejak dulu telah banyak versi yang diceritakan dan dipercaya orang. Bagaimanakah versi asilnya menurut Homer?

Roger Lancelyn Green, seorang ahli mitologi, menceritakan ulang kisah Troy. Bahan-bahan didapatkannya dari The Iliad, The Odyssey, sajak-sajak Colluthus dan Tryphiodorus, drama the Aias atau Philoctetes karya Sophocles, dan sumber lainnya. Kisah keruntuhan Troy diawali dari para dewa yang senang membuat kacau kehidupan manusia. Para dewi Hera, Athena dan Aphrodite bertengkar tentang siapa diantara mereka yang tercantik diantara para Immortal. Zeus menyuruh mereka bertanya kepada Paris, pangeran Troy yang terkenal jujur dan adil. Hera menjanjikan kekuasaan kepada Paris jika ia memilihnya sebagai yang tercantik. Athena menjanjikannya kepandaian dan kebijakan. Aphrodite menggunakan sihir kecantikannya dan menjanjikan paris seorang istri yang paling cantik di seluruh dunia: Helen of Sparta. Tanpa ragu Paris memilihnya. Padahal saat itu Paris telah beristri (Oenone) dan telah dikaruniai seorang putra. Hera dan Athena yang marah bersumpah akan membenci Troy dan semua penduduknya.

Singkat cerita Paris berangkat ke Sparta ditemani oleh Aeneas, putra Aphrodite yang mortal, meninggalkan Oenone yang patah hati. Saat itu Helen (tidak seperti di filmnya) telah menikah dengan Menelaus dan amat bahagia. Mereka telah dikaruniai dua orang anak, Hermione dan Nicostratus. Paris berpura-pura bertamu dan disambut baik oleh Menelaus. Beberpa sumber berkata bahwa Helen diculik paksa pada malam hari oleh Paris dan dibawa pergi. Sumber lain berkata bahwa Aphrodite membantu Paris dengan sihirnya, membuat wujud Paris menyerupai Menelaus sehingga Helen mau mengikutinya. Tapi dari kedua versi itu, Helen memang tak pernah jatuh cinta pada Paris dan ikut secara sukarela. Ia diseret pergi meninggalkan Menelaus dan hermione yang dicintainya, dan hanya diperbolehkan membawa Nicostatus yang masih bayi.

Salah satu tokoh penting yang dihilangkan di film adalah Cassandra, adik Paris. Cassandra adalah seorang cenayang, tapi karena pernah menyinggung dewa Apollo ia dikutuk sehingga semua orang takkan ada yang percaya dengan ramalannya. Cassandra berkata bahwa Paris dan Helen akan menjadi penyebab keruntuhan Troy, tapi tak ada yang percaya. Semua penduduk Troy bergembira karena memiliki putrid tercantik di dunia. Helen menjadi tawanan Paris. Hanya kepada Hector (kakak tertua Paris) dan istrinya Andromache ia bisa berteman.

Setelah mengetahui Helen diculik, Menelaus meminta bantuan abangnya, Agamemnon (Raja Mycenae) untuk membantunya menyelamatkan Helen. Agamemnon memanggil seluruh pasukan kerajaan-kerajaan di Yunani dan pahlawan-pahlawan mereka, Odysseus, Ajax, Nestor, Achilles dan pasukan Myrmidon-nya. Ikut serta pula Patroclus, sepupu Achilles. Para raja Yunani bertekat untuk menyelamatkan Helen dan meruntuhkan Troy yang berani menginjak-injak harga diri mereka.

Dengan bantuan Hera dan Athena di pihak Yunani dan Aphrodite di pihak Troy, dimulailah perang 10 tahun memperebutkan Helen. Paris dan Menelaus sempat bertarung satu lawan satu, dan Menelaus hampir memenangkan pertarungan jika saja Paris tak melarikan diri bersembunyi di dalam istana. Menelaus yang murka melihat kepengecutan Paris menuntut Helen dikembalikan, namun penduduk Troy tak mau menyerahkannya. Sementara itu Achilles dan Agamemnon yang tak pernah akur bertengkar memperebutkan Briseis, seorang pendeta wanita kuil Apollo yang menjadi tawanan mereka. Karena masalah ini Achilles tak mau ikut bertempur dengan pasukan Agamemnon. Namun Petroclus, sepupunya yang ceroboh, menganggap mereka harus terus bertempur demi kehormatan Yunani. Pada satu pertempuran, Hector, sang pangeran Troy, membunuh Petroclus karena menganggapnya sebagai Achilles. Saat itu Petroclus mengenakan jubah perang dan helm Achilles, sementara Achilles sendiri masih ngambek dan mengurung diri di tendanya.

Ketika mengetahui sepupunya terbunuh, Achilles bersumpah akan membunuh Hector, menantangnya bertarung satu lawan satu dan akhirnya memang memenangkannya. Achilles menyeret mayat Hector mengelilingi kota Troy kemudian membawanya ke tendanya. Malam itu, Raja Troy, Priam, menyelinap ke tenda pasukan Yunani yang mengepung kota Troy, mencari Achilles untuk memohon agar ia diperbolehkan membawa mayat anaknya untuk diberikan upacara penguburan yang layak. Achilles jatuh kasihan dan menghormati Raja Priam, kemudian memberikan mayat Hector kepadanya.

Perang 10 tahun itu berakhir ketika Paris memanah pergelangan kaki Achilles di sebuah pertempuran dan menyebabkan sang pahlawan mati. Odysseus sempat menyelinap menyamar sebagai pengemis ke dalam Troy untuk bertemu Helen dan mengatur strategi penyerangan. Maka atas ide Odysseus, dibuatlah kuda raksasa yang diberikan kepada penduduk Troy sebagai persembahan untuk kuil Athena. Lagi-lagi Cassandra memperingatkan agar jangan membawa masuk kuda itu ke dalam kota. Namun lagi-lagi tak ada yang mendengarkan. Ketika seluruh penduduk Troy telah tertidur, 40 tentara Yunani termasuk Odysseus keluar dari dalam patung kuda kayu itu dan membuka gerbang kota agar seluruh pasukan Yunani bisa menyerang.

Hanguslah Troy dan tewaslah Paris. Menelaus akhirnya dapat membawa pulang istri yang dicintainya dan mereka hidup bahagia sampai akhir hayat.

Pada kisah ini terkait banyak kisah lain. Misalnya bagaimana Achilles dilahirkan dan apa yang membuatnya lemah pada pergelangan kaki. Orang yang membunuh Paris, Philoctetes, pernah bertualang bersama Hercules saat menyelesaikan 12 tugasnya dan bagaimana Hercules menyuruhnya membawa panah yang menyebabkan kematian Paris. Dalam perjalanan pulang ke Yunani Odysseus mengalami banyak petualangan yang lebih lengkap dikisahkan dalam cerita The Odyssey. Semua kisah ini terkait dengan para dewa, betapa campur tangan mereka malah lebih sering membuat kehancuran kehidupan manusia dan bagaimana mereka dengan seenaknya memorak-porandakan kehidupan makhluk-makhluk yang tingkatannya lebih rendah daripada mereka. Maka, mengapa mereka dipuja? Reruntuhan kota Troy yang masih bisa kita lihat sampai hari ini menjadi bukti sejarah dan mitos yang tak terpisahkan, bukti bahwa para dewa bisa berbuat apa saja yang mereka inginkan, tanpa peduli akan akibat yang terjadi.

E-book "The Illiad" dapat anda download disini

Sunday, May 4, 2008

Reach Your Dream

Seorang pemuda berusia dua puluh tahunan bermimpi suatu hari nanti ia menjadi seorang jutawan. Ia sepenuh sadar bahwa impian adalah sesuatu yang mampu membangkitkan motivasi dan memberikan arah bagi kehidupan setiap insan. Impian ini kemudian disampaikannya kepada sang kekasih. Beberapa waktu kemudian mereka menikah.

Sayangnya tidak lama kemudian terjadi krisis ekonomi yang parah. Masa depresi besar tiba! Pasangan ini kemudian mengalami berbagai peristiwa menyedihkan dalam kehidupan mereka. Mulai dari kehilangan pekerjaan dan mobil, rumah yang digadaikan hingga tabungan yang kian menipis dari hari ke hari. Sang pemuda ini mengalami frustrasi luar biasa. Ia kerap duduk termenung seorang diri. Ia bahkan menyarankan agar istrinya meninggalkan dia. Ia merasa tidak mampu lagi menjadi suami yang baik. Ia merasa telah gagal dalam hidupnya.


Siapa menduga sang istri justru tidak kehilangan harapannya sedikit pun? Sang istri yang penuh kasih sayang ini selalu dekat dan menguatkannya. Dengan tidak bosan-bosannya ia meyakinkan sang suami
bahwa impian untuk menjadi jutawan itu belum mati dan mereka pasti bisa mencapainya bersama-sama suatu hari kelak. “Suamiku, kita harus tetap melakukan sesuatu agar impian kita itu tetap hidup,” katanya berulang kali kepada sang suami. “Tetap hidup?” jawab sang suami, “Impian kita telah mati! Kita telah gagal!”

Sang istri tetap tidak mau percaya bahwa impian itu telah mati. Ia bahkan sama sekali tidak bersedia untuk mengubur impian tersebut! Untuk tetap menjaga kehidupan impian tersebut ia mengajak sang suami untuk merancang apa yang akan mereka lakukan jika suatu saat nanti mereka menjadi jutawan. Keduanya lalu mulai melakukan hal ini setiap kali selesai makan malam.

Waktu terus berlalu dan mereka masih saja melakukan kegiatan yang sama hingga suatu hari sang suami endapatkan sebuah ide brilian:
menciptakan permainan uang. Yakni barang-barang apa saja yang akan dibeli jika seseorang memiliki “uang”, misalnya tanah, rumah, gedung, dsb. Gagasan ini terus mereka matangkan. Mereka menambahkan papan permainan, dadu, kartu, rumah-rumah kecil, hotel-hotel kecil, dsb.
Bisakah Anda menebak permainan apakah ini? Ya, tepat! Permainan itu bernama monopoli. Ya, begitulah cerita bagaimana Charles Darrow dan istrinya, Esther menciptakan permainan tersebut. Permainan ini kemudian dijual kepada seorang pengusaha dengan harga satu juta dolar
dan impian jadi jutawan pun terwujud!

Cerita ini sungguh menggugah hati saya. Betapa tidak, dalam hidup ini tidak banyak orang yang bisa dengan teguh memegang impian mereka. Terkadang impian itu menjadi “layu sebelum berkembang”. Kasihan sekali! Banyak orang yang tahu bahwa impian kerap menjadi awal perjuangan untuk menwujudkan hari esok yang lebih baik namun sayangnya banyak juga yang belum berani bermimpi. Padahal bermimpi
itu gratis. Bermimpi itu hak setiap manusia. Lagipula, bermimpi bukanlah tindakan kriminal.

Ada juga kelompok orang yang berani bermimpi namun enggan berkorban untuk mewujudkan impiannya tersebut. Dalam berbagai seminar atau training saya sering mengatakan, “Jika Anda tidak bersedia berkorban maka lupakan saja impian Anda. Semakin besar impian Anda maka semakin besar pula pengorbanan yang harus Anda lakukan.”

Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya agar impian kita dapat menjadi kenyataan? Berdasarkan pengalaman pribadi dan dari apa yang saya pelajari ada sejumlah tahap penting yang diperlukan agar sebuah impian dapat menjadi kenyataan. Pertama, perjelas impian Anda. Buatlah impian Anda menjadi sebuah target dan tuliskan. Anda harus bisa membayangkan dalam pikiran Anda impian Anda tersebut. Orang sering mengatakan jadikan target Anda itu memiliki unsur S.M.A.R.T.
S=specific (buatlah sespesifik mungkin), M=measurable (dapat diukur atau ada angkanya. Misalnya pengen punya uang berapa rupiah atau mobil dengan harga berapa), A=achievable (dapat diraih. Buktinya sudah ada orang yang meraihnya saat ini), R=realistic (realistis, artinya sesuai dengan sumber daya yang saat ini Anda miliki atau
masih dalam kendali Anda, bukan orang lain) dan T=time bound (ada batas waktunya, artinya kapan Anda ingin itu terwujud).

Kedua, coba tuliskan manfaat yang bisa didapatkan jika impian itu terwujud. Sebaiknya manfaat itu bukan hanya bagi diri Anda sendiri melainkan juga bagi orang yang paling Anda cintai, orang-orang di sekitar Anda dan sesama lainnya. Semakin besar manfaat yang bisa Anda peroleh maka Anda akan semakin bersemangat dalam menggapainya.
Apalagi jika kita sadar nama Tuhan akan semakin dimuliakan jika impian itu terwujud.

Ketiga, doakan impian Anda tersebut. Mintalah bantuan Tuhan sebab bagaimana pun kerasnya kita bekerja akan sia-sia jika Sang Sumber Segala Rahmat tidak memberkatinya. Terkadang impian kita tidak kunjung terwujud karena bertentangan dengan kehendak-Nya atau memang belum waktunya. Untuk itu, usahakan Anda meluangkan waktu yang cukup sehingga dapat berkomunikasi dengan-Nya mengenai impian Anda ini.

Keempat, identifikasi semua masalah atau hambatan yang kiranya akan Anda hadapi dalam rangka mewujudkan impian tersebut. Kelima, identifikasi orang, kelompok orang atau organisasi yang kiranya dapat membantu Anda mewujudkan impian tersebut. Barangkali Anda akan mendapatkan ada orang, kelompok atau organisasi yang dapat bersinergi
dengan Anda bahkan bisa jadi mereka memiliki impian yang sama sehingga Anda bisa bekerja sama dengan mereka.

Keenam, identifikasi pengetahuan dan ketrampilan apa saja yang sangat Anda perlukan dalam upaya untuk meraih impian tersebut. Barangkali Anda harus membaca buku-buku tertentu, mengikuti kursus, seminar atau training. Jangan ragu untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Les Brown pernah berkata, “To achieve something you have never achieved before, you must become someone you have never been before.” Ya, untuk mencapai sesuatu yang belum pernah Anda capai Anda harus menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya.

Ketujuh, buatlah plan of action yakni langkah-langkah yang akan Anda tempuh. Kedelapan: action. Tanpa action, Anda hanya akan menjadi anggota organisasi terlarang bagi orang-orang yang ingin sukses yakni NADO (no action dream only). Kesembilan, jaga sikap mental Anda. Tetaplah berpikir positif dan beranilah bangkit dari kegagalan. Ingatlah bahwa sikap positif akan menarik sukses semakin dkat kepada diri Anda! Kesepuluh, evaluasi secara kontinyu langkah Anda.
Sekiranya diperlukan perubahan, jangan ragu untuk melakukannya. Jangan kaku! Bersikaplah fleksibel dalam soal cara atau metode.

Perkenankanlah saya menutup jumpa kita kali ini dengan sebuah nasihat yang sangat berharga dari Dr. Benjamin Mays, “Perlu sekali menumbuhkan dalam pikiran kita pendapat bahwa berbagai tragedi dalam kehidupan tidak boleh menjadi alasan tidak tercapainya impian kita. Tragedi apapun jangan sampai menjadi alasan impian kita tidak tercapai. Mati dengan impian yang tidak tercapai bukanlah suatu bencana, namun tidak mempunyai impian sama sekali adalah sebuah malapetaka. Tidak bisa menggapai bintang bukanlah sesuatu yang
memalukan namun tidak mempunyai keinginan menggapai bintang sangatlah memalukan. Kegagalan itu biasa tapi tidak punya kemauan itu kekeliruan besar!” Selamat bermimpi! ***

Sumber: Reach Your Dream oleh P. Winarto, trainer, penulis buku-buku First Step to be An Entrepreneur, Top Secrets of Success dan Reach Your Maximum Potential

(www.resensi.net)

Ketelitian

Di sebuah ruang kuliah, seorang profesor kedokteran memberikan kuliah perdananya. Para mahasiswa baru itu tampak serius. Mata mereka terpaku menatap profesor, seraya tangan sibuk mencatat.

"Menjadi dokter, butuh keberanian dan ketelitian," terdengar suara sang profesor. "Dan saya harap kalian dapat membuktikannya." Bapak itu beranjak ke samping. "Saya punya setoples cairan limpa manusia yang telah direndam selama 3 bulan." Profesor itu mencelupkan jari ke dalam toples, dan memasukkan jari itu ke mulutnya.
Terdengar teriak-teriak kecil dari mahasiswa itu. Mereka terlihat jijik. "Itulah yang kusebut dengan keberanian dan ketelitian," ucap profesor lebih meyakinkan.

"Saya butuh satu orang yang bisa berbuat seperti saya. Buktikan bahwa kalian ingin menjadi dokter." Suasana aula mendadak senyap. Mereka bingung: antara jijik dan tantangan sebagai calon dokter. Tak ada yang mengangkat tangan. Sang profesor berkata lagi, "Tak adakah yang bisa membuktikan kepada saya? Mana keberanian dan ketelitian kalian?"

Tiba-tiba, seorang anak muda mengangkat tangan. "Ah, akhirnya ada juga yang berani. Tunjukkan pada teman-temanmu bahwa kau punya keberanian dan ketelitian". Anak muda itu menuruni tangga, menuju mimbar tempat sang professor berada. Dihampirinya stoples itu dengan ragu-ragu. Wajahnya tegang, dan perasaan jijik terlihat dari air mukanya.

Ia mulai memasukkan jarinya ke dalam toples. Kepala menoleh ke samping dengan mata yang menutup. Teriakan kecil rasa jijik kembali terdengar. Perlahan, dimasukkannya jari yang telah tercelup lendir itu ke mulutnya. Banyak orang yang menutup mata, banyak pula yang berlari menuju kamar kecil. Sang professor tersenyum. Anak muda itu tersenyum kecut, sambil meludah-ludah ke samping.

"Aha, kamu telah membuktikan satu hal, anak muda. Seorang calon dokter memang harus berani. Tapi sayang, dokter juga butuh ketelitian". Profesor itu menepuk punggung si mahasiswa. "Tidakkah kau lihat, aku tadi memasukkan telunjuk ke toples, tapi jari tengah yang masuk ke mulut. Seorang dokter memang butuh keberanian, tapi lebih butuh lagi ketelitian".

***

Tantangan hidup, kadangkala bukan untuk menghadapi kematian. Tapi, justru bagaimana menjalani kehidupan. Banyak orang yang takut mati. Tapi, tidak sedikit yang memilih mati ketimbang hidup. Banyak yang menghabisi hidup pada jalan-jalan tercela. Banyak pula yang enggan hidup hanya karena beratnya beban kehidupan.

Ujaran profesor itu memang benar. Tantangan menjadi seorang dokter-dan sesungguhnya, menjadi manusia-adalah dibutuhkannya keberanian dan ketelitian.
Bahkan, tantangan itu lebih dari sekadar mencicipi rasa cairan limpa di toples. Lebih berat. Jauh lebih berat. Dalam kehidupan, apa yang kita alami kadang lebih pahit dan menegangkan. Namun, bagi yang teliti, semua bisa jadi manis, menjadi tantangan yang mengasyikkan. Di sanalah ditemukan semua rasa, rupa dan suasana yang mendidik. Dan mereka dapat dengan teliti memilah dan memilih.

Teman, hati-hatilah. Hidup memang butuh keberanian. Tapi, akan lebih butuh ketelitian. Cermati langkahmu, waspadai tindakanmu. Hati-hati saat "mencelupkan jari" dalam toples kehidupan. Kalau tidak, "rasa pahit" yang akan kita temukan.

Terima kasih telah membaca. Hope you are well and please do take care
Wassalamualaikum wr. wb.

(www.resensi.net)

Siapa yang Tak Mati

Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya mati. Sembari membawa jenasah anaknya, wanita ini menghadap Sang Guru untuk meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya.

Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam, bahkan sesekali ia meratap histeris. Alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan yang dirasa masuk akal, Sang Guru berujar:

"Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji lada."

"Itu saja syaratnya?" tanya wanita itu dengan keheranan.

"Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota penghuninya belum pernah ada yang mati."

Dengan "semangat 45″, wanita itu langsung beranjak dari tempat itu, hatinya sangat entusias, "Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan menghidupkan anakku!"

Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya: "Tolonglah saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda memberikannya?" "Oh, boleh saja," jawab tuan rumah. "Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada yang mati?" "Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu." Wanita itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang dibutuhkannya.

Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya. "Ayah kami barusan wafat...," "Kakek kami sudah meninggal...," "Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu…," dan sebagainya.

Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam penderitaan ini, tak seorang pun yang terlepas dari penderitaan.

Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih, "Guru, saya akan menguburkan anak saya." Sang Guru hanya mengangguk seraya tersenyum lembut.

Mungkin saja Sang Guru bisa mengerahkan kesaktian dan menghidupkan kembali anak yang telah mati itu, tetapi kalau pun bisa demikian, apa hikmahnya?

Bukankah anak tersebut suatu hari akan mati lagi juga? Alih-alih berbuat demikian Sang Guru membuat wanita yang tengah berduka itu mengalami pembelajaran langsung dan menyadari suatu kenyataan hidup yang tak terelakkan bagi siapa pun: siapa yang tak mati?

Penghiburan sementara belaka bukanlah solusi sejati terhadap peristiwa dukacita mendalam seperti dalam cerita di atas.

Penderitaan hanya benar-benar bisa diatasi dengan pengertian yang benar akan dua hal:

  1. kenyataan hidup sebagaimana adanya, bukan sebagaimana maunya kita, dan
  2. bahwasanya pada dasarnya penderitaan dan kebahagiaan adalah sesuatu yang bersumber dari dalam diri kita sendiri.


(www.resensi.net)

Saturday, May 3, 2008

Mama Jangan Tinggalin Ade ya..!

Suatu siang di tenda penampungan pengungsi di Blang Bintang, Banda Aceh. Seperti hari-hari lalu, banyak orang lalu lalang diantara barisan pengungsi yang tercerai berai dari keluarganya. Ada pejabat-pejabat yang menghibur dan membesarkan hati mereka. Juga relawan yang hilir mudik mengemasi sumbangan para penderma. Diantara kesibukan itu, suara tangis terdengar lamat-lamat. Seorang gadis kecil duduk di pojok tenda, berbaju tidur motif kembang. Wajahnya suram, air matanya mengalir bak sungai kecil.

Kepalanya dililit perban, menutupi rambutnya yang pendek. Diantara tangisnya berulang kali gadis itu menyebut “Papa...Mama...” dan air matanya berurai deras lagi setelahnya. Hari memang tiba-tiba amat cepat bergulir bagi Putri. Sepuluh tahun masa lalunya di Lampasah, Banda Aceh, digulung ombak dalam waktu setengah jam, di sebuah hari menjelang pagi lima hari sebelumnya. Sekejap saja, gadis kecil bermata bulat itu kehilangan semuanya. Rumah, boneka, empat saudara dan sepasang orang tua. Juga mal di Banda Aceh tempatnya makan ayam KFC jika akhir pekan bersama keluarganya, yang hancur diterjang gelombang tsunami.


“Ada boneka banyak ..juga terbawa. mama dan papa juga,” bisiknya lirih. Matanya menatap tayangan televisi. Minggu (2/1), ketika sebuah stasiun televisi menayangkan gambar Banda Aceh dengan hiruk pikuk terakhir, Youlanda Putri justru sudah ribuan kilo jauh dari sana. Tangisannya di pengungsian, memilukan banyak orang yang mendengarnya. Beruntung, tiba-tiba seseorang mendekat, mengajaknya ikut terbang ke Jakarta.

“Melihatnya nangis terus, saya tanya itu anak siapa. Katanya anak polisi juga, tapi sudah nggak ada semua. Entah gimana, saya merasa ada sesuatu disini dan lalu ingin membawanya,” kata Didi Widayadi, menunjuk dadanya. Selama bertahun-tahun, ia dan Siti Aisyah, istrinya, berangan memiliki anak perempuan, setelah putra semata wayangnya, Endi, beranjak dewasa.

*****
Siapa nyana, anak perempuan itu 'disiapkan' Tuhan bagi keluarga Didi, di pengungsian. Gadis kecil yang kurus dengan luka menganga di dahi sampai pangkal kepala. Luka itu justru baru diketahuinya ketika sudah membawa Putri ke Jakarta. Sabtu (1/1) malam ketika sampai di Jakarta, Didi curiga melihat cairan yang terus meleleh di dahi Putri. Meski anak adopsinya itu tak mengeluh, rasa penasaran membuatnya ingin tahu seperti apa luka di dahi Putri.

“Ketika dibuka perbannya, lukanya begitu dalam. Ketika disana katanya sudah dijahit, jadi saya tenang. Nggak tahunya lukanya hanya disumpel kapas lalu diperban. Ketika kita buka, luka itu sudah busuk dan bau, nanahnya juga banyak sekali sampai habis tisue di kamar,” urai Didi sembari menggeleng-gelengkan kepala. Putri juga nangis terus sambil menjerit-jerit “Papa, tolong Ade. Papa nggak sayang Ade. Papa nggak sayang Ade!” Putri pun dilarikan ke rumah sakit Soekanto, Kramat Jati Jakarta Timur. Hasil rontgen, Sabtu (2/1) siang memperlihatkan ada sebuah paku sepanjang 3 cm di pelipis kanan Putri. “Menurut ceritanya, ketika badai itu kepala Putri terhantam meja yang melaju deras digulung ombak. Mungkin paku dari situ yang masuk kepalanya,” kata dr. Harry Sugiarto SpB, ahli bedah yang mengoperasi kepala dan kaki Putri di rumah sakit Soekanto Kramat Jati, Jakarta Timur.

Khawatir ada infeksi yang bisa menjalarlah yang membuat kepala Putri di rontgen. Ternyata, tengkorak kepalanya bagus, hanya dahi sampai pangkal kepala yang terluka parah. Beberapa jam setelah rontgen, meski resminya hari itu libur, diputuskan untuk mengoperasi kepala Putri, mengeluarkan paku di pelipis kanan dan menjahit luka menganga di dahinya.

*****
“Beberapa kali ada bayi di rumah sakit, gemuk, lucu. Anak saya bilang `Ma, lucu bayinya. Adopsi aja.’ Tapi saya selalu bilang `Nggak ah, saya belum sreg,’” kenang Siti Aisyah. Tapi Jum’at (31/12) itu, ia merasa takdir menyiapkannya bertemu Putri, gadis yang selamat karena susah payah `menunggang’ bantal ketika gelombang air dahsyat hendak menggulungnya. Melihat gadis itu begitu ketakutan, menderita dan butuh perlindungan, hatinya luluh.

“Saya nggak ada pikiran apa-apa lagi. Tahu-tahu hati kecil saya bilang 'iya' dan kami bulat membawa anak itu ke Jakarta,” lanjutnya. Dalam waktu beberapa jam saja, ia merasa Putri bagai terlahir sebagai anak kandungnya. Setiap kali, tangan Putri seperti tak ingin lepas bertautan dengan tangan orang tua barunya. “Mama jangan tinggalin Ade ya,” bisik Putri selalu. Beberapa kali, kalimat itu sempat membuat mata Siti Aisyah berkaca-kaca.

Diakuinya, banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Sifat Putri yang keras kepala, rasa trauma yang dalam karena kehilangan keluarga asalnya, menjadi masalah yang kelak harus dihadapi pasangan ini terhadap anak adopsinya. “Tapi saya sudah ikhlas mengambilnya sebagai anak saya. Selama ini sama Endy nggak pernah sekalipun saya nangis. Tapi pas liat dia (Putri) kesakitan, saya betul-betul sedih dan nangis,” kata Didi. Apalagi ketika ia tanya apa yang bisa membuat Putri bahagia, gadis kecil itu menjawab “Aku ingin Mama dan Papaku.Mereka sudah ketemu belum?” .

*****
Meski dalam kondisi tertekan, Putri cenderung tenang untuk ukuran anak seusianya. Sepintas, kecepatannya beradaptasi di keluarga barunya seperti menjelaskan gadis kecil itu cukup cerdas. Syahdan, anak keempat dari lima bersaudara itu selalu ranking di sekolahnya di Lampasah, Banda Aceh. Ayahnya Brigadir Sudirman, adalah anggota Intel Polda NAD. Ibunya, Juariah, lebih sering menemaninya main boneka di rumah. Kini, hanya kenangan yang hidup dalam dirinya, setelah kelaurganya hilang belum tentu rimbanya. “Mama pintar bikin asam manis. Ikan asam manis. Kita juga suka ke mal makan KFC (Kentucky Fried Chicken),” kata Putri sambil tersenyum kecil. Sesekali, tangannya sibuk berkonsentrasi memencet tombol-tombol handphone barunya. “Lagi sms-an sama kak Sasha,” lanjutnya ketika ditanya asyik ngobrol sama siapa.Kadang, ketika rasa kehilangannya muncul, Putri yang semula pendiam berubah menjadi rewel dan keras kepala. Ia merengek-rengek minta boneka atau makanan kesukaannya. “Tapi setelah dibelikan, boneka itu cuma diliatin. Makanan juga cuma beberapa sendok lalu dia nggak mau lagi,” keluh Siti Aisyah. Jika sudah begitu, yang bisa dilakukan hanya bersabar.

Karena kini, cuma itu satu-satunya jalan. “Saya cuma ingin menolongnya. Semoga saya mampu menyekolahkannya sampai selesai,” bisik Siti Aisyah, Senin (3/1) siang itu. Sesekali, ia mengintip Putri yang terbaring tenang dalam tidur “Memang harus sabar, ini menyangkut kondisi psikisnya juga. Untuk luka di kepalanya itu butuh waktu 1 bulan. Tapi operasi kosmetiknya lebih baik dilakukan nanti 6 bulan lagi setelah benar-benar pulih,” ujar dr Harry Sugiarto, ahli bedah yang menangani Putri. Pun demikian, garis luka di dahi Putri diyakini tak bisa hilang benar. Kalaupun bisa, hanya disamarkan dengan bedak.Daging di ujung pergelangan kaki kiri Putri pun sebagian harus di buang karena sudah busuk. Pertumbuhan kulit barunya juga harus menunggu 1 sampai 2 bulan lagi.

******
“Papa sayang Ade nggak?” kalimat pelan itu seperti memecah malam. Padahal saat itu, Minggu (2/1), Putri sedang nonton film kartun di televisi, sambil tangan kirinya memegang erat tangan kanan Didi Widayadi, papa barunya “Sayang sekali dong. Ade kan anak Papa,” Didi tersenyum, menyembunyikan rasa haru yang mulai terlihat di matanya. Diluar, malam mulai merayap tanpa suara Setelah beberapa tamu datang menjenguk Ade, panggilan sayang Putri, gadis kecil itu tampak lelah. Makan malam dari rumah sakit hanya dicicipinya sedikit.

“Asin. Nasinya lembek,” keluhnya sambil menjauhkan mulutnya dari piring makannya. Sekilas, bibirnya cemberut. Lalu tersenyum lagi ketika disinggung umurnya. “11 tahun 8 Mei nanti. Masih lama ya?”katanya sambil matanya sekilas menerawang. Mungkin ia sadar, ketika tiba saat yang empat bulan itu, umurnya bertambah dalam kesendirian. Tanpa Sudirman dan Juariah, orangtua sedarahnya Tanpa empat saudara kandungnya.Tapi Putri punya orang tua dan saudara-saudara baru, yang mungkin belum dimiliki anak-anak lain di tempat pengungsian Aceh, sampai saat ini. Ada boneka pink berbentuk tulang yang hangat menyangga kaki kirinya yang masih sakit dibelit perban. Juga kawanan boneka lain yang mulai berdatangan di kamar sejuknya di rumah sakit.

Malam itu, Putri tidur mengapit tangan papa barunya. Ayah dan anak itu sama-sama baru mengakhiri penantian. Di tempat tidur yang hangat, tanpa takut kedinginan dan kehilangan perlindungan lagi, mata Putri beberapa kali mengerjap, lalu tidur lagi. Masa kecilnya masih bisa ditempuhnya dengan indah, segera setelah pulih lahir dan bathin. Sementara ribuan kilo dari sisinya, ribuan anak menanti nasib baik,di berbagai pelosok Aceh. Mereka pasti menanti suatu malam dimana mereka bisa tidur dalam pelukan hangat orang tua yang tulus, yang membuat masa kecil mereka bisa berlanjut. Seperti Putri. (Lily Bertha Kartika)
Sumber: Kompas - Selasa, 04 Januari 2005

(www.resensi.net)

Semangat Mbah Sarwi

Kukenal Mbah Sarwi sebagai pedagang sayur di Pasar Minggu.Aku memang sering berbelanja sayur ke sana, sembari perjalanan pulang dari Jakarta ke Depok. Usianya mungkin sekitar 65 tahun. Tubuhnya ringkih dibalut kain kebaya. Memang tampak sederhana karena Mbah Sarwi tidak memiliki perhiasan yang layak untuk dipamerkan. Kalaupun ada yang berharga, hanyalah sepasang anting emas di telinganya. Sementara ditangan kirinya terjuntai dua buah gelang karet berwarna kuning.

Tapi aku sangat menghormatinya karena Mbah Sarwi adalah guruku: Guru yang membukakan mataku tentang sisi lain kehidupan, mengajariku tentang arti kepasrahaan kepada Tuhan juga semangat pantang menyerah. Biasanya aku hanya memberikan uang kepada Mbah Sarwi, sembari mengatakan rencana sayur yang akan kubuat. Dengan cekatan beliau memilihkan sayur kepadaku.


Pernah aku bertanya, apakah Mbah Sarwi tidak merasa takut bersaing dengan supermarket, hypermarket bahkan pedagang lain yang menjadi saingannya? Beliau hanya menjawab bahwa rizki kuwi wis ono sing ngatur, ono dino yo ono upo. Pernah sesekali aku berpandangan negative bahwa mungkin sikap beliau adalah cermin sebuah keterbelakangan, moral peasant. Menurut Samuel W. Popkin (?), seorang petani lebih bodoh dari buruh, sehingga dianalogikan bahwa petani akan berteriak adanya banjir apabila air telah mencapai leher. Dan Mbah sarwipun mungkin baru akan menyadari kekeliruannya setelah modalnya habis dan bangkrut.

Akan tetapi sekitar dua tahun aku berlangganan, tidak kutemukan sebuah kemunduran. Bahkan kini Mbah Sarwi bisa membeli sebuah timbangan. Biasanya beliau meminjam timbangan dari pedagang sayur disampingnya. Beliau juga bercerita bahwa beliau habis menjenguk keluarganya di Madiun, karena cucunya dikhitan. Dan beliau merasa bersyukur karena Tuhan terus memberikan berbagai kebahagiaan di penghujung usianya.

Jawaban-jawaban Mbah Sarwi memang membuatku mati langkah. Kepasrahannya kepada Tuhan, mengalahkan ceramah para agamawan yang kadang harus menetapkan tarif bagi mereka yang mengundangnya. Kegigihannya dalam berusaha, mengalahkan kaum pengusaha yang terbukti hanya bisa menjual lisensi dan praktek monopoli.

Hukum Tuhan memanglah misteri. Orang yang kita pandang lemah, justru sebenarnya adalah orang yang kuat. Banyak orang kaya yang justru merasa khawatir tentang hartanya serta banyak orang berilmu merasa khawatir akan wibawanya.

(www.resensi.net>

Percaya Diri adalah Penting

Temanku Whit adalah seorang pesulap profesional, dan ia disewa sebuah restoran di Los Angeles untuk bermain sulap tiap sore untuk menghibur pengunjung restoran sementara mereka makan. Suatu sore ia menghampiri sebuah keluarga, dan setelah memperkenalkan diri, ia mengeluarkan setumpuk kartu dan mulai beraksi. Ketika berhadapan dengan seorang gadis kecil yang duduk di meja tersebut, ia diberitahu bahwa Wendy, anak tersebut, adalah seorang gadis buta. Whit menyahut, "Tak apa-apa. Kalau dia mau, saya ingin mencoba suatu tipuan sulap". Sambil berbalik pada si anak, Whit berkata, "Wendy, kamu mau membantu saya melakukan tipuan ini?"

Sambil malu-malu, Wendy mengangkat bahu dan berkata, "Mau". Whit duduk di kursi di seberang Wendy, lalu berkata, "Saya akan menunjukkan sebuah kartu, Wendy, dan kartunya bisa berwarna merah dan hitam. Saya ingin kamu menggunakan kekuatan batinmu dan mengatakan apa warna kartu itu, merah atau hitam. Mengerti kan?" Wendy mengangguk. Whit menunjukkan kartu raja keriting dan berkata, "Wendy, ini kartu merah atau kartu hitam?"


Sesaat kemudiaan, si anak buta menyahut, "Hitam". Keluarga itu tersenyum. Whit mengangkat kartu tujuh hati dan berkata, "Ini kartu merah atau kartu hitam?" Wendy berkata, "merah" Lalu Whit mengangkat kartu ketiga, tiga wajik dan berkata, "merah atau hitam?" Tanpa ragu-ragu, Wendy berkata, "merah!". Keluarganya tertawa dengan gugup. Whit mengangkat tiga kartu lagi dan Wendy menebak ketiganya dengan benar! Keluarganya hampir tak percaya betapa jitu tebakannya.

Pada kartu ketujuh, Whit mengangkat lima hati dan berkata, "Wendy, saya ingin kamu menebak nilai dan jenis kartu ini. apakah hati, wajik, keriting atau daun". Sejenak kemudian, Wendy menyahut dengan yakin, "kartunya lima hati" Keluarganya menghembuskan napas yang tertahan.

Mereka tercengang! Ayahnya menanyakan pada Whit apakah dia menggunakan tipuan atau sulap sungguhan. Whit menyahut, "Bapak harus tanya sendiri pada Wendy" Si ayah berkata, "Wendy, bagaimana caranya?" Wendy tersenyum dan berkata. "Sulap!". Whit berjabatan tangan dengan seluruh keluarga, memeluk Wendy, meninggalkan kartu namanya, lalu mengucapkan salam perpisahan. Jelas ia telah menciptakan saat gaib yang tak kan pernah terlupakan oleh keluarga itu. Pertanyaannya, tentu, bagaimana Wendy tahu warna kartu itu? karena Whit belum pernah bertemu Wendy sebelum peristiwa di restoran itu, ia tentu tak bisa memberi tahu sebelumnya kapan ia akan mengeluarkan kartu merah atau kartu hitam. dan karena Wendy buta, tak mungkin ia bisa melihat warna atau nilai kartu saat Whit menunjukkannya, jadi bagaimana caranya?

Whit mampu menciptakan mukjijat sekali seumur hidup ini dengan menggunakan kode rahasia dan berpikir cepat. Pada awal kariernya, Whit menciptakan kode kaki untuk menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa kata-kata. Ia belum sempat menggunakan kode itu sampai peristiwa di restoran itu. Saat Whit duduk di seberang Wendy dan berkata, "Saya akan menunjukkan sebuah kartu, Wendy, dan kartunya bisa merah atau hitam", ia mengetuk kaki Wendy (di bawah kaki meja) sekali saat ia berkata "merah" dan dua kali saat ia mengatakan "hitam"

Untuk meyakinkan bahwa Wendy mengerti, ia mengulang tanda rahasia itu dengan berkata, "Saya ingin kamu menggunakan kekuatan batinmu dan katakan, apa warna kartu itu, merah (tuk) atau hitam (tuk tuk). Kamu mengerti?" Waktu Wendy mengangguk, ia tahu bahwa Wendy sudah mengerti kodenya dan mau ikut bermain. Keluarganya menganggap waktu Whit bertanya apakah Wendy mengerti, dia merujuk perintah lisannya. Bagaimana ia memberitahu kartu lima hati pada Wendy? Sederhana. Ia mengetuk kaki Wendy lima kali untuk memberitahu bahwa kartunya bernilai lima. Waktu ia menanyakan apakah kartunya hati, daun, keriting atau wajik, ia memberitahu jenisnya dengan mengetuk kaki Wendy pada saat ia mengatakan "hati"

Sulap atau keajaiban sesungguhnya dari cerita ini adalah efeknya pada Wendy. PERISTIWA ITU BUKAN HANYA MEMBERINYA KESEMPATAN UNTUK BERSINAR SEJENAK DAN MERASA ISTIMEWA DI DEPAN KELUARGANYA, TAPI JUGA MEMBUATNYA MENJADI SEORANG BINTANG DI RUMAH. DIA YANG SELAMA INI MERASA MENJADI BEBAN DALAM KELUARGANYA, KINI MERASA SEJAJAR DENGAN MEREKA KARENA PERISTIWA ITU.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Whit menerima sebuah paket dari Wendy. Isinya satu set kartu Braille, bersama sepucuk surat. Di dalam surat itu, Wendy berterima kasih karena Whit telah membuatnya merasa istimewa, dan menolongnya "melihat" untuk beberapa saat. WALAUPUN HINGGA SAAT ITU WENDY TETAP TIDAK BISA MELIHAT, NAMUN SULAP WHIT TELAH MENUMBUHKAN KEPERCAYAN DIRINYA YANG SELAMA INI HILANG. Wendy menutup isi suratnya dengan berkata bahwa ia ingin Whit menerima kartu braille tersebut supaya ia bisa memikirkan sulap lain untuk orang buta.

Sumber: Disadur dari Chicken Soup for The Soul by Michael Jeffreys

(www.resensi.net)

Aku Kangen Ayah

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"

"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"


"Ah, enggak. Pengen tahu aja."

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.

"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?" "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah."

"Tapi, Ayah…" Kesabaran Rudi habis.

"Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih."

"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini."

"Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.

"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

(sumber: www.resensi.net)

Teknik Karet Gelang Merah

Teknik sederhana ini saya pelajari dari Robert G. Allen, milyuner dari New York dan pengarang buku best seller "Road to Wealth". Allen mengatakan, bahwa dalam setiap tindakan kita, selalu ada pikiran positif dan negatif. Bahkan jika kita berdiam diri pun juga ada kedua pikiran tersebut, misalnya pikiran positif akan berkata "Ayo, kita mulai bekerja".

Sedangkan pikiran negatif berkata "Ah, nanti saja. Sedang enak nih duduk-2nya". Kedua pikiran ini sama kekuatannya. Jadi terkadang positif yang menang, saat lain negatif yang menang. Lalu, jika memang kekuatannya 50:50, bagaimana caranya agar positif bisa lebih dominan?


Jika memang kekuatannya sama, maka harus ada perangsang dari luar yang bisa mencegah, ketika pikiran negatif keluar. Allen menggunakan karet gelang merah di pergelangan tangan kirinya. Setiap saat ada pikiran negatif sekecil apapun yang melintas di pikirannya, dia langsung menjepret tangannya dengan karet gelang tersebut. Sepintas memang tampak lucu. Tapi pengaruhnya ke alam bawah sadar (ABS) anda luar biasa besar. Apabila anda konsisten dengan menjepretkan kareng gelang setiap kali anda berpikir negatif, maka ABS anda akan merekamnya menjadi suatu kebiasaan yang harus dihindari.

Saya sendiri telah menggunakannya selama 2 bulan. Pada awalnya memang tangan kiri saya banyak garis-2 merah karena sering dijepret. Namun semakin lama semakin berkurang. Saya juga memvariasikan teknik ini, dengan memberitahukan Rekan-2 Resensinet sekitar saya, tentang apa yang saya lakukan. Sehingga mungkin suatu saat ketika anda sedang tidak sadar berbicara negatif, dan teman anda mengetahuinya, dia bisa mengingatkan anda dengan menjepretkan karet di tangan anda.

Ada satu pertanyaan yang mengelitik, yaitu mengapa mesti karet yang berwarna merah .. Bukankah karet gelang ada beragam warna? Atau mungkin juga pertanyaan mengapa mesti ditangan kiri, bukan di kanan, atau di kaki?

Robert G. Allen mengatakan, hal-2 ini kelihatannya remeh, tapi mengandung makna yang besar. Banyak orang yang mengatakan ingin berubah menjadi lebih baik .. Tapi begitu diberikan satu petunjuk, biasanya petunjuk ini lalu DITAWAR. Ini masalah komitmen. Apabila anda mau BERUSAHA mencari karet yang berwarna merah, dan memasangnya di tangan kiri, itu sudah membuktikan anda mempunyai komitmen yang tinggi untuk berubah. Apabila untuk hal kecil ini saja sudah anda tawar, mungkin komitmen anda untuk berubah baru di tahap coba-coba saja.

Hal lain yang sering menjadi pertanyaan disini adalah, sebenarnya apakah yang disebut pikiran negatif itu? Karena banyak orang tidak sadar bahwa dia melakukan atau memikirkan hal negatif. Nah, dibawah ini ada daftar hal negatif yang harus anda 'jepret' ketika anda mengalaminya

Menunda, malas, marah, lesu, curiga, malu, ragu-2, rendah diri, sombong, egois, minder, kuatir, berkata-kata kotor, cemburu, patah hati, takut, berpikir jorok, dengki, iri, sirik, dendam, sinis, cemberut, pesimis, takut gagal, resah, takut memulai, cuek, acuh, pasif, cemas, menipu, merajuk, murka, fitnah, menang sendiri, bergosip ria, merasa tak pernah salah, berbohong, berprasangka buruk, meremehkan, dan lain sebagainya. Anda bisa tambahkan disini tindakan-2 anda sendiri yang menurut anda negatif, dan perlu 'dijepret'.
Selamat mencoba !

(sumber: www.resensi.net)

The Power of NO

Pembaca, saya ingin share kepada Anda soal kekuatan dari mengatakan TIDAK dalam hidup kita. Bukankah kita lebih banyak diajar untuk mengatakan YA kepada orang lain serta tidak menolak orang lain, sejak kita masih kecil.

Jadi, adakah sisi positif dari mengatakan TIDAK dalam hidup kita. Tentu! Dan saya berikan contoh kasusnya. Saya teringat saat saya memutuskan untuk mengambil ilmu psikologi sebagai dasar basis ilmu saya, saat kuliah. Sanak saudara saya mengatakan "Jangan deh. Apa sih yang bisa diharapkan dari ilmu psikologi". Saya mengatakan TIDAK kepada mereka. Dan saya sangat gembira karena bisa teguh pada keputusan saya.

Ternyata ilmu psikologi menjadi fundamental yang bagus bagi saya dalam menulis, memberikan training serta menjadi seorang pembicara. Begitu juga, saat memulai karir sebagai trainer. Saya keluar dari perusahaan dan meninggalkan karir yang begitu menjanjikan.


Ketika menjadi freelance trainer, berbagai perusahaan dan eksekutif search mencari saya dengan berbagai paket yang menggiurkan. Tapi, saya senang bisa berkata TIDAK pada tawaran mereka sehingga saya bisa berfokus untuk mewujudkan impian saya, dalam usia yang relatif muda.

Pembaca, memang betul sejak kecil kita dibiasakan untuk mengatakan YA, tidak boleh mengecewakan orang lain, membuat orang lain senang dengan setuju ataupun memberikan peng-YA-an kepada mereka. Tetapi, ujung-ujungnya banyak cita-cita dan mimpi yang akhirnya terkorbankan karena kita tidak mampu berkata TIDAK. Percayalah, untuk bisa sukses kadang kita harus bisa belajar mengatakan TIDAK pada tempatnya.

Sikap negatif

Pertama, mengatakan TIDAK kepada orang yang bersikap negatif terhadap ide dan mimpi Anda. Saya seringkali mengingatkan bahwa 'opini adalah komoditas yang paling murah'. Saat Anda memberikan ide Anda, biasanya Anda harus siap menerima berbagai komentar, termasuk segala komentar yang negatif.

Saat itu, lihatlah baik-baik dan lihat kredibilitas orang yang mengatakan. Jika perlu, jangan membiarkan mereka mencuri mimpi Anda hanya karena sebuah kata TIDAK yang mereka ucapkan.

Para penulis buku Chicken Soup for the Soul berisi kumpulan artikel inspirasi terkenal sempat dibilang TIDAK oleh penerbit. Tetapi, karena mereka tidak mau terpengaruh akhirnya buku tersebut hingga sekarang menjadi buku yang begitu banyak menyentuh orang. Jadi, jika ada orang yang bermaksud negatif dan mengatakan tidak kepada mimpi yang Anda yakini, katakan saja, TERIMA KASIH dan teruslah berjuang
untuk mimpimu.

Kedua, mengatakan TIDAK kepada aktivitas yang mengacaukan Anda dari kegiatan yang produktif dan bermanfaat. Adalah sangat umum, godaan untuk istirahat dan bersenang-senang memboroskan waktu dengan tidak produktif. Terkadang ada pula godaan untuk chit-chat, godaan untuk ngobrol yang tidak produktif ataupun acara-acara popular yang berlebih-an, yang akhirnya banyak menghabiskan waktu Anda yang bermanfaat.

Terkadang, agar hidup Anda menjadi lebih berbuah, maka Anda harus berani mengatakan TIDAK kepada mereka yang ingin mencuri waktu Anda. Ingatlah selalu, 'kalau Anda tidak mulai belajar mengendalikan waktu Anda maka orang lainlah yang mulai akan mengendalikan waktu Anda'.
Take control of your own time.

Ketiga, mengatakan TIDAK kepada tawaran-tawaran yang tampaknya menggiurkan tetapi mengacaukan Anda dari cita-cita Anda. Memang, musuh dari sesuatu yang baik adalah sesuatu yang lebih baik.

Kadang-kadang, ada hal-hal yang kelihatannya berguna dan bermanfaat, tetapi kalau ki-ta perhatikan baik-baik, maka hal tersebut sebenarnya tidaklah membawa kita lebih dekat dengan cita-cita kita.

Saya salut dengan seorang rekan saya yang membaktikan hidupnya untuk melayani kehidupan rohani para mahasiswa. Saya tahu bahwa ia pun mungkin membutuhkan dana untuk kehidupan keluarganya.

Tetapi saat ada undangan untuk berbicara di kota lain. Ternyata ia menolak dengan mengatakan dengan sopan, "Iya saya memang membutuhkan dana tetapi saya sudah memutuskan menghabiskan minggu ini untuk memberikan konseling pada para mahasiswa dampingan saya. Terpaksa saya katakan TIDAK karena saya sudah punya komitmen waktu dalam minggu ini".

Keempat, mengatakan TIDAK kepada berbagai godaan yang justru menjatuhkan Anda dari sisi martabat dan moral Anda. Dikatakan bahwa seringkali HARTA, TAHTA dan WANITA banyak menjadi godaan yang menjatuhkan. Kisah yang terjadi sejak penciptaan manusia pertama.

Tetapi sering godaan ini akan bagus jika sejak awal kita tidak menerimanya. Misalkan pernah tawaran mendapatkan proyek tertentu tetapi harus dengan menyediakan wanita ataupun sejumlah uang suap.

Celakanya sekali kita terbiasa dengan proses kerja seperti ini, maka kitapun akan jadi keterusan menjalankan bisnis dengan cara seperti itu. Dalam situasi seperti ini, maka akan menjadi sulit bagi kita untuk mengajarkan nilai-nilai yang positif dan baik kepada bawahan maupun anak-anak kita, kalau kita sendiri tidak punya integritas.

Saya masih ingat, betapa kagetnya saya saat seorang aktivis yang dulunya dikenal jujur akhirnya terbukti korupsi dan masuk penjara. Ternyata segala sesuatu dimulai dari 'menerima' dan terlalu toleran dengan hal yang kecil. Ketidakmampuan mengatakan TIDAK akhirnya menjeratnya ke penjara.

Kelima, mengatakan TIDAK kepada orang yang mengatakan TIDAK kepada Anda. Dalam hidup kadang-kadang kita harus persisten. Inilah maksud dari keberanian mengatakan TIDAK ini.

Saya teringat dengan cerita lucu tentang seorang direktur yang mengatakan bahwa dia telah menolak lima kali seorang sales yang melamar lewat sekretarisnya untuk jadi sales di tempatnya.

Si sales ini dengan tersenyum hanya berkata, "Saya orang yang lima kali ditolak itu!". Tetapi, akhirnya justru dialah yang diterima jadi sales. Pembaca, kadang kita pun harus berani bilang TIDAK kepada orang yang berkata TIDAK kepada kita.

(sumber: www.resensi.net)